Harga Emas naik tipis pada hari Jumat (3/10), karena permintaan terhadap aset safe haven tetap kuat meskipun Pasar berisiko juga mencatatkan keuntungan.
Pada pukul 09:15 waktu setempat (13:15 GMT), Emas spot naik 0,5% menjadi $3.877,15 per ons, dan Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,9% menjadi $3.902,22 per ons.
Harga Emas spot sempat menyentuh rekor tertinggi $3.897,20 per ons awal pekan ini.
Optimisme terhadap kecerdasan buatan (AI) dan ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh bank sentral AS menjaga Pasar berisiko tetap bergairah minggu ini, dengan indeks Wall Street mencetak rekor baru. Meskipun Emas ikut menguat, kenaikannya sedikit tertahan oleh melemahnya permintaan terhadap aset safe haven.
Permintaan Terhambat oleh Kuatnya Pasar Risiko
Permintaan terhadap Emas dan aset aman lainnya tertekan oleh minat yang tinggi terhadap aset berisiko, karena Pasar saham global mencatatkan Penguatan stabil sepanjang minggu ini.
Pasar juga mengabaikan kekhawatiran atas dampak langsung penutupan pemerintahan AS, mengingat shutdown sebelumnya hanya memberikan dampak terbatas terhadap Pasar keuangan.
Optimisme terhadap pemangkasan suku bunga AS turut mendorong sentimen risiko, terutama setelah serangkaian data ketenagakerjaan swasta menunjukkan pelemahan yang berkelanjutan.
Minggu ini, Pasar lebih fokus pada data ketenagakerjaan swasta, karena data ketenagakerjaan Pemerintah (nonfarm payrolls) untuk bulan September kemungkinan tertunda akibat penutupan pemerintahan.
Logam Lain dan Performa Mingguan Emas
Platinum spot naik 2,7% menjadi $1.529,45 per ons
Perak spot naik 2,7% menjadi $47,605 per on
Emas diperkirakan akan naik 2,2% untuk minggu ini, mencatat kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut. Logam mulia ini terus menguat seiring meningkatnya keyakinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga lebih lanjut tahun ini.
Pasar Yakin akan Pemangkasan suku bunga di Oktober
Serangkaian data ketenagakerjaan swasta yang lemah minggu ini membuat investor semakin yakin akan adanya pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Oktober, setelah pemangkasan 25 basis poin di bulan September.
Menurut CME FedWatch, Pasar kini memperkirakan kemungkinan 99,3% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga lagi sebesar 25 BPS pada pertemuan akhir Oktober.
Ekspektasi tersebut diperkuat oleh data pemutusan hubungan kerja dari Challenger, yang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan AS terus mengurangi tenaga kerja di bulan September, meskipun lebih lambat dibanding bulan sebelumnya.
Data penggajian ADP juga menunjukkan penurunan tajam pada bulan September. Kedua data ini menjadi sorotan karena tertundanya data resmi ketenagakerjaan, yang seharusnya dirilis pada hari Jumat.
The Fed sebelumnya menyebut risiko Pasar tenaga kerja sebagai alasan utama pemangkasan suku bunga di bulan September. Namun, beberapa pejabat bank sentral masih meragukan apakah pemangkasan lanjutan diperlukan, terutama karena inflasi AS masih tinggi.
UBS Naikkan Proyeksi Harga Emas dan Perak
UBS kembali menaikkan proyeksi harga Emas dan Perak, mengutip momentum kuat dari permintaan investor, ketidakpastian makroekonomi, serta tekanan fiskal dan geopolitik yang terus berlangsung.
UBS kini memperkirakan:
Harga Emas akan mencapai $4.200 per ons untuk semua jangka waktu, naik dari proyeksi sebelumnya sebesar $3.800 (akhir 2025) dan $3.900 (pertengahan 2026).
Harga Perak diperkirakan naik ke $52 dan $55 per ons, dibandingkan target sebelumnya di $44 dan $47.
Para analis UBS mengatakan bahwa revisi ini mencerminkan ekspektasi akan permintaan yang lebih kuat dari bank sentral dan ETF, serta dukungan yang terus berlanjut dari penurunan suku bunga riil dan ketidakseimbangan fiskal.(yds)
Sumber: Investing.com
