Pound Sterling (GBP) berkonsolidasi dalam level yang sudah dikenal terhadap Dolar AS (USD) di tengah minimnya data ekonomi pada hari Senin. Data inflasi utama Amerika Serikat (AS) dan angka Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris (UK) akan dirilis akhir minggu ini. GBP/USD diperdagangkan pada 1,2915, naik 0,04%.
Sterling stabil di tengah kekhawatiran inflasi AS dan antisipasi PDB Inggris
Sentimen tetap suram karena kekhawatiran tentang kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump. Pada hari Jumat, ia mengatakan bahwa kebijakannya dapat menyebabkan turbulensi ekonomi dalam jangka pendek karena menjalani “masa transisi” karena apa yang ia lakukan sangat “besar”.
Sementara itu, kekhawatiran bahwa ekonomi AS dapat terjerumus ke dalam resesi atau, lebih buruk lagi, skenario stagflasi, membuat investor cenderung memilih mata uang safe haven seperti Franc Swiss (CHF) dan Yen Jepang (JPY). Akibatnya, ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) dapat melonggarkan kebijakan telah meningkat, dengan pelaku pasar memperkirakan pelonggaran sebesar 80 basis poin menjelang akhir tahun, ungkap data dari Chicago Board of Trade (CBOT).
Sementara itu, Greenback memperpanjang kerugiannya, dengan Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja dolar terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, turun 0,14% pada 103,76.
Survei Sentimen Konsumen Fed New York mengungkapkan bahwa ekspektasi inflasi untuk satu tahun pada bulan Februari meningkat dari 3% menjadi 3,1%. Untuk periode tiga dan lima tahun, ekspektasi tersebut tetap tidak berubah pada 3%. Warga Amerika memperkirakan kenaikan harga gas, sewa, dan makanan.
Minggu ini, agenda ekonomi AS akan menampilkan Pembukaan Pekerjaan JOLT pada hari Selasa, diikuti oleh rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) pada hari Rabu. Di seberang lautan, pedagang GBP/USD akan mengamati angka PDB pada hari Jumat.(Cay)
Sumber: Fxstreet