Surabaya, 13 Agustus 2024 — Harga emas melonjak lebih dari 1% pada hari Senin, mencapai level tertinggi sejak 2 Agustus di tengah meningkatnya permintaan safe-haven. Kenaikan ini dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS dan ketegangan geopolitik yang semakin memanas di Timur Tengah.
Harga emas spot naik 1,5% menjadi $2.468,25 per ons, sementara emas berjangka AS ditutup 1,2% lebih tinggi pada $2.504. Analis Jim Wycoff dari Kitco Metals menyebutkan bahwa dukungan harga berasal dari grafik teknikal yang menunjukkan pola bullish, mendorong aksi beli teknis di pasar.
Pasar saat ini tengah menantikan data inflasi AS yang akan dirilis minggu ini. Data ini diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed. Ekspektasi pasar menunjukkan bahwa The Fed mungkin akan memangkas suku bunga lebih agresif dari yang diperkirakan, terutama jika inflasi menunjukkan penurunan.
Di sisi geopolitik, ketegangan meningkat setelah Israel melanjutkan operasi militer di Gaza, sementara Iran mengancam akan melakukan serangan balasan. Ketidakpastian ini semakin memperkuat posisi emas sebagai aset safe-haven, di mana investor cenderung beralih ke logam mulia di tengah situasi yang tidak menentu.
Dalam perdagangan Asia pada Selasa pagi, harga emas terus naik tipis ke $2.474 per ons, didorong oleh ketidakpastian yang terus membayangi pasar global. Para analis memperkirakan harga emas dapat terus menguat, terutama jika data inflasi AS mendukung ekspektasi pemangkasan suku bunga yang lebih besar.
Level Penting yang Harus Dipantau:
- Resistance: $2.487 – $2.496
- Support: $2.459 – $2.445
Rekomendasi perdagangan menunjukkan potensi untuk membuka posisi beli jika harga bergerak di atas $2.479, dengan target menuju $2.487 hingga $2.496. Sebaliknya, posisi jual bisa dipertimbangkan jika harga turun di bawah $2.469, dengan target support di sekitar $2.459 hingga $2.445.
Dengan pasar yang terus memantau perkembangan ekonomi dan geopolitik, harga emas diperkirakan akan tetap volatile sepanjang minggu ini, mencerminkan ketidakpastian global dan perubahan sentimen di kalangan investor.