Harga Minyak ditutup menguat pada hari Jumat (3/10), tetapi mencatat kerugian mingguan sebesar 8,1% setelah berita potensi peningkatan pasokan OPEC+.
Minyak mentah Brent berjangka ditutup naik 42 sen, atau 0,7%, menjadi $64,53 per barel, sementara Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 40 sen, atau 0,7%, menjadi $60,88.
Sepanjang minggu ini, Brent turun 8,1%, kerugian mingguan terbesar dalam lebih dari tiga bulan. WTI anjlok 7,4% dalam minggu ini.
Delapan negara OPEC+ kemungkinan akan meningkatkan produksi Minyak lebih lanjut pada hari Minggu. Pemimpin kelompok tersebut, Arab Saudi, mendorong peningkatan yang besar untuk mendapatkan kembali pangsa Pasar dan Rusia menyarankan kenaikan yang lebih moderat, menurut empat sumber yang mengetahui perundingan OPEC+.
Potensi peningkatan pasokan OPEC+ dan perlambatan operasional kilang Minyak mentah global akibat pemeliharaan dan penurunan permintaan musiman dalam beberapa bulan mendatang diperkirakan akan membebani sentimen Pasar, kata para analis.
Sementara itu, Minyak mentah mengalir melalui pipa dari wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak utara ke Turki pada hari Sabtu untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun, ungkap Kementerian Perminyakan Irak awal pekan ini.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump memberi Hamas waktu hingga Minggu malam untuk menyetujui usulannya untuk mengakhiri perang Israel di Gaza.
Persediaan Minyak mentah, bensin, dan sulingan AS naik pekan lalu karena aktivitas penyulingan dan permintaan melemah, menurut Badan Informasi Energi (EIA) pada hari Rabu, yang semakin membebani harga.
Di sisi pasokan, produsen mengurangi rig Minyak sebanyak 2 menjadi 422, kata penyedia layanan ladang Minyak Baker Hughes.
Di tempat lain pada hari Jumat, kebakaran terjadi di kilang Chevron El Segundo semalam, meskipun seorang pejabat daerah mengatakan api telah terbatas pada satu area. Kilang ini merupakan salah satu yang terbesar di Pantai Barat AS, dengan kapasitas 290.000 barel per hari. (Arl)
Sumber: Reuters.com

By IT EF