Harga Minyak sedikit menguat pada hari Jumat (3/10), namun tetap berada di jalur penurunan mingguan sekitar 7-8% setelah muncul kabar kemungkinan peningkatan pasokan dari OPEC+.
Kontrak berjangka Minyak Brent naik 43 sen, atau 0,67%, menjadi $64,54 per barel pada pukul 08.26 GMT. Sementara itu, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) asal AS naik 46 sen, atau 0,76%, menjadi $60,94 per barel.
Untuk pekan ini, Brent tercatat turun 8%, dan WTI diperkirakan akan mencatat penurunan sebesar 7,3%.
Sementara kata analis UBS Giovanni Staunovo “Kita sedang berada dalam fase menunggu dan melihat apa yang akan diputuskan oleh kelompok OPEC+ akhir pekan ini,”. Ia menambahkan bahwa pemulihan harga yang moderat pada hari Jumat kemungkinan didorong oleh sentimen risiko yang lebih positif.
Sumber Reuters melaporkan bahwa OPEC+ bisa saja menyepakati peningkatan produksi Minyak hingga 500.000 barel per hari (bph) pada bulan November — tiga kali lipat dari kenaikan bulan Oktober sebagai bagian dari upaya Arab Saudi untuk merebut kembali pangsa Pasar.
Menurut para analis, potensi peningkatan pasokan dari OPEC+, perlambatan operasi kilang Minyak global akibat perawatan berkala, dan penurunan permintaan musiman di bulan-bulan mendatang dapat menekan sentimen Pasar.
“Indikator permintaan mengalami sedikit penurunan di kawasan Atlantik seiring berakhirnya musim panas. Neraca pasokan yang cenderung berlebih dari sisi fundamental mulai terlihat sejak Oktober,” kata analis Rystad Energy, Janiv Shah.
Sementara itu, analis JPMorgan menyebut bulan September sebagai titik balik, dengan Pasar Minyak diperkirakan akan menuju surplus besar pada kuartal keempat tahun ini dan berlanjut hingga tahun depan.
Di tempat lain pada hari Jumat, kebakaran terjadi di kilang El Segundo milik Chevron semalam. Namun menurut pejabat daerah, api berhasil dikendalikan di satu area saja. Kilang ini merupakan salah satu yang terbesar di Pantai Barat AS, dengan kapasitas 290.000 barel per hari.(yds)
Sumber: Reuters.com

By IT EF