Indeks Dolar Bloomberg turun tipis 0,1% ke level terendah sesi Amerika hari ini setelah sebelumnya sempat menyentuh puncak dua minggu di sesi Asia. Tekanan datang setelah Presiden Donald Trump kembali menggencarkan tekanan pada The Fed dan mendesak Gubernur Lisa Cook untuk mundur. Sementara itu, Treasury menguat jelang rilis risalah rapat The Fed, dengan yield AS 10-tahun turun 2 bps ke 4,28%.
Dari Oseania, Dolar Selandia Baru (NZD/USD) jatuh hingga 1,3% ke 0,5815—terendah sejak pertengahan April—setelah RBNZ memangkas suku bunga 25 bps dan memberi sinyal pelonggaran lanjutan. Goldman Sachs kini memperkirakan pemotongan tambahan 25 bps pada Oktober dan November. Dolar Australia (AUD/USD) ikut terseret turun 0,4% ke 0,6427 karena arus silang AUD/NZD.
Euro menguat tipis: EUR/USD naik 0,2% ke 1,1666. EUR/SEK juga naik 0,1% ke 11,1890 setelah Riksbank menahan suku bunga namun tetap membuka peluang pemotongan tahun ini untuk menopang ekonomi. Poundsterling berbalik melemah 0,2% ke 1,3470 meski inflasi Inggris naik ke tertinggi 18 bulan, didorong kenaikan Harga pangan, transportasi, dan hospitality—membuat rencana pemotongan suku bunga BoE kian rumit.
USD/JPY turun 0,5% ke 146,89, memperpanjang penurunan dua hari dan menandai penurunan harian terbesar sejak awal Agustus. Di derivatif, one-month risk reversals pada BBDXY untuk pertama kalinya sejak Juli kembali miring bullish Dolar, meski intraday hari ini Dolar sedang melemah. Aktivitas spot di Pasar antarbank juga meningkat, mendekati rata-rata awal Agustus.
Poin penting:
Dolar melemah 0,1% jelang risalah The Fed; UST 10Y ke 4,28%.
Trump mendesak Lisa Cook mundur, menambah tekanan politik ke The Fed.
RBNZ potong 25 bps; NZD ke level terendah sejak April, AUD ikut tertekan.
Euro menguat; Riksbank tahan suku bunga tapi masih buka opsi pemotongan.
GBP melemah kembali meski inflasi Inggris naik; USD/JPY turun tajam.(ayu)
Sumber: Newsmaker.id
