Harga Perak (XAG/USD) bergerak turun ke sekitar $33,80 setelah mencapai level tertinggi sejak 31 Oktober 2024, selama jam perdagangan Asia pada hari Senin (17/3). Meskipun demikian, potensi penurunan logam putih tersebut tampaknya terbatas karena ketidakpastian ekonomi atas dampak perang dagang global dan Greenback yang melemah.
Perang dagang yang meningkat antara AS dan banyak mitra dagang terbesarnya telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap ekonomi di seluruh dunia. Hal ini, pada gilirannya, dapat meningkatkan aset safe haven seperti Perak. Minggu lalu, Presiden AS Donald Trump mengancam tarif 200% untuk semua alkohol yang masuk ke AS dari Uni Eropa (UE). Trump juga telah menaikkan pungutan atas impor Tiongkok ke AS hingga setidaknya 20%.
Selain itu, defisit pasokan dan meningkatnya permintaan industri dapat bertindak sebagai pendorong yang kuat untuk logam putih tersebut. Menurut perusahaan investasi global WisdomTree, investor memegang sebagian besarnya dan mengharapkan harga yang lebih tinggi untuk mendorong penjualan. Permintaan industri untuk Perak telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa, karena penggunaannya dalam aplikasi fotovoltaik, teknologi 5G, dan elektronik otomotif.
Pedagang Perak akan menunggu laporan Penjualan Ritel AS untuk bulan Februari, yang diperkirakan tumbuh sebesar 0,7% MoM. Jika hasilnya lebih kuat dari yang diharapkan, hal ini dapat mengangkat Dolar AS (USD) dan membebani harga komoditas dalam denominasi USD dalam waktu dekat. (Arl)
Sumber : Fxstreet

By IT EF

One thought on “Perak Tertahan Di Bawah $34 Menjelang Rilis Penjualan Ritel AS”

Comments are closed.