Dolar AS menguat terhadap mata uang utama termasuk franc Swiss dan euro pada hari Kamis (13/3) tetapi masih tetap tertekan akibat kekhawatiran yang timbul dari perlambatan pertumbuhan ekonomi dan pertikaian perdagangan global.
Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 200% pada impor anggur, cognac, dan alkohol lainnya dari Eropa, membuka medan baru dalam perang dagang global yang telah mengguncang pasar keuangan dan meningkatkan kekhawatiran resesi.
Trump juga pada hari Rabu mengancam akan membalas pengumuman UE bahwa mereka akan mengenakan tarif balasan pada impor AS senilai $28 miliar mulai bulan depan.
Data departemen tenaga kerja pada hari Kamis menunjukkan bahwa harga produsen AS tidak berubah secara tak terduga pada bulan Februari, tetapi prospek tarif tidak mungkin membuat harga tetap rendah dalam beberapa bulan mendatang.
Dolar menguat 0,35% menjadi 0,885 terhadap franc Swiss. Euro turun 0,27% menjadi $1,0856 terhadap dolar tetapi mendekati level tertinggi lima bulan di $1,09470 yang dicapai di awal minggu.
Euro telah mendapat dukungan tambahan dari rencana pengaturan ulang fiskal Jerman. Majelis rendah parlemen Jerman yang akan berakhir masa jabatannya akan mengadakan sesi khusus pada hari Kamis untuk membahas dana 500 miliar euro untuk infrastruktur dan perubahan aturan pinjaman di ekonomi terbesar Eropa untuk memperkuat pertahanan.
Yen Jepang menguat 0,28% terhadap dolar AS menjadi 147,84 per dolar, sedikit terpengaruh oleh komentar Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda yang menegaskan kembali tekad bank untuk mengecilkan neraca yang “terlalu besar”.
Sementara BOJ diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakan minggu depan, lebih dari dua pertiga ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 25 basis poin menjadi 0,75% pada kuartal ketiga, kemungkinan besar pada bulan Juli. Pasar mata uang juga memproses data dari hari sebelumnya yang menunjukkan inflasi AS naik sedikit lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan Februari, tetapi keringanan yang ditawarkannya bisa jadi bersifat sementara karena data tersebut tidak sepenuhnya menangkap rentetan tarif Trump.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, naik 0,12% menjadi 103,71. Indeks ini berada di jalur untuk kenaikan dua hari berturut-turut.
Dolar Kanada melemah 0,16% terhadap greenback menjadi C$1,44 per dolar, sehari setelah Bank of Canada memangkas suku bunga kebijakan utamanya sebesar 25 basis poin pada hari Rabu, dengan sengketa perdagangan yang membuat para pedagang gelisah. (Arl)
Sumber : Reuters
One thought on “Dolar AS Menguat, Namun Tetap Tertekan Terhadap Mata Uang Lain dengan Fokus pada Tarif”
Comments are closed.
[…] menyentuh rekor tertinggi baru pada hari Kamis (13/3) setelah angka inflasi AS yang moderat mendukung kasus pelonggaran Federal Reserve […]