Dolar Bersiap Untuk Minggu Terburuknya Sejak 2022 Jelang Data Penggajian

Dolar melemah terhadap sebagian besar mata uang G-10 pada hari Jumat (7/3) dan menuju minggu terburuknya dalam lebih dari dua tahun di tengah spekulasi bahwa momentum pertumbuhan AS yang melambat akan mendorong Federal Reserve untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan.
Indeks Spot Dolar Bloomberg turun 0,4% pada hari Jumat, membuat penurunan mingguan menjadi 2,5%; turun untuk hari kelima, penurunan terpanjang dalam setahun.
Data minggu ini menunjukkan penggajian swasta hanya meningkat sekitar setengah dari perkiraan ekonom dan pengumuman pemutusan hubungan kerja meningkat.
Dengan latar belakang ini, investor menunggu laporan pekerjaan AS dan Ketua Fed Jerome Powell untuk berbicara tentang prospek ekonomi pada hari Jumat nanti.
Mata uang Antipodean memimpin kerugian G-10 karena ketidakpastian atas kebijakan tarif AS memicu penghindaran risiko di pasar.
AUD/USD turun sebanyak 0,6% menjadi 0,6297 sebelum memangkas separuh kerugiannya.
USD/JPY turun 0,5% ke 147,21, terendah sejak 4 Oktober; turun 2,2% minggu ini; Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato mengatakan bahwa telah terjadi pergerakan sepihak dan cepat di pasar mata uang sejak Desember, mencatat bahwa pemerintah akan mengambil tindakan yang tepat terhadap setiap pergerakan valas yang berlebihan.
EUR/USD naik 0,8% ke 1,0871, tertinggi baru dalam empat bulan; naik 4,7% minggu ini, kinerja terbaiknya sejak 2009.
Opsi menyisakan ruang terbuka untuk lebih banyak keuntungan karena kemunduran dalam reli terbaru untuk pembalikan risiko dangkal dan karena permintaan untuk opsi delta rendah selama bulan depan di EUR/USD melampaui yang di USD/JPY untuk pertama kalinya sejak invasi Rusia ke Ukraina tiga tahun lalu.
EUR/GBP naik hari kelima, naik 0,4% ke 0,8406; Kenaikan mingguan sebesar 1,8% merupakan yang terluas dalam dua tahun. (Arl)
Sumber : Bloomberg