Reli Emas Mereda Terkait Pedagang Mencermati Perkembangan Timur Tengah dan Data AS
Wednesday, 2 October 2024 23:55 WIB. Harga emas bergerak turun pada hari Rabu (2/10), terhenti setelah naik lebih dari 1% pada sesi sebelumnya, karena para pedagang menunggu isyarat ekonomi AS dan perkembangan konflik Timur Tengah.
Harga emas spot turun 0,5% menjadi $2.649,12 per ons pada pukul 11:55 ET (1555 GMT). Harga telah melonjak lebih dari 1% pada hari Selasa setelah Iran melancarkan serangan rudal ke Israel.
Harga emas berjangka AS turun 0,7% menjadi $2.670,90.
Yang lebih membatasi pergerakan emas adalah menguatnya dolar safe haven saingannya (.DXY), yang membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Emas mengalami sedikit aksi jual karena dolar AS yang lebih kuat, tetapi “masih banyak yang harus kita hadapi, terlalu banyak hal yang tidak diketahui saat ini dalam 24 jam ke depan untuk menjual emas”, kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
“Sangat wajar untuk melihat harga naik ke atas $2.700 per ons, jika Israel benar-benar menyerang Iran.”
Emas telah naik lebih dari 28% sepanjang tahun ini dan masih mendekati rekor tertingginya di $2.685,42 per ons disaat kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah masih ada, termasuk pembalasan oleh Israel.
Emas batangan dianggap sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian politik dan tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah.
Para pedagang melihat peluang 64% dari pemangkasan 25 basis poin dari Federal Reserve AS pada bulan November.
Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan bahwa jumlah pekerja swasta meningkat sebesar 143.000 bulan lalu.
Para pedagang kini menunggu data penggajian nonpertanian yang akan dirilis pada hari Jumat, sembari juga mencermati komentar dari pejabat Fed untuk mendapatkan petunjuk tentang arah kebijakan bank sentral.
Di antara logam lainnya, perak naik 1% menjadi $31,72. Platinum naik 2% menjadi $1.005,83 dan paladium naik 2,2% menjadi $1.016,50. (Arl)
Sumber : Reuters