Harga emas terus mendekati level tertinggi sepanjang masa setelah naik selama tiga hari berturut-turut, mencapai $2.525 per ons pada 28 Agustus 2024. Peningkatan ini didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga, memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Dalam risalah rapat terbaru, Federal Reserve mengindikasikan kesiapan untuk melonggarkan kebijakan moneter, yang diperkuat oleh pernyataan Ketua Fed Jerome Powell bahwa “waktunya telah tiba” untuk pemangkasan suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah biasanya melemahkan dolar AS dan menurunkan imbal hasil obligasi, sehingga meningkatkan permintaan emas.
Selain itu, pasar sedang menantikan rilis data inflasi AS pada akhir pekan ini. Diperkirakan bahwa tingkat inflasi inti akan turun menjadi 2,1%, sedikit di atas target Fed sebesar 2%. Data ini akan sangat mempengaruhi pergerakan harga emas dalam jangka pendek.
Ketegangan geopolitik, terutama di Timur Tengah dan Ukraina, juga turut mendorong permintaan emas. Konflik antara Israel dan Hizbullah yang semakin memanas menambah kekhawatiran di pasar, sehingga emas semakin diminati sebagai aset perlindungan.
Dalam beberapa hari terakhir, harga emas spot diperdagangkan stabil di sekitar $2.525 per ons, dengan level tertinggi baru-baru ini di $2.531,75. Jika tren bullish ini berlanjut, emas berpotensi untuk menembus level resistance penting dan mencapai target harga berikutnya di sekitar $2.550.
Dengan latar belakang ekonomi dan geopolitik yang tidak menentu, investor tetap fokus pada perkembangan kebijakan The Fed dan data ekonomi AS untuk menentukan langkah selanjutnya di pasar emas.