Surabaya, 27 Agustus 2024 – Harga emas global terus bertahan di bawah rekor tertinggi, setelah mengalami kenaikan selama dua hari berturut-turut. Para pedagang kini mengalihkan perhatian mereka pada data ekonomi AS yang akan dirilis akhir pekan ini, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai langkah Federal Reserve dalam siklus pemangkasan suku bunga.
Emas batangan diperdagangkan stabil di bawah $2.515 per ons, setelah sebelumnya naik lebih dari 1% menyusul pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Jumat lalu, yang memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan depan. Sentimen ini didukung oleh Presiden Fed Bank of San Francisco, Mary Daly, yang juga menegaskan pentingnya pemangkasan suku bunga.
Fokus utama pasar saat ini adalah pada data inflasi AS yang akan dirilis pada Jumat mendatang. Data ini diharapkan menunjukkan penurunan inflasi inti tahunan tiga bulan menjadi 2,1%, sedikit di atas target bank sentral sebesar 2%. Selain itu, data belanja konsumen yang diprediksi stabil dapat mempengaruhi pandangan terhadap kebijakan pelonggaran moneter lebih lanjut oleh Fed.
Selama tahun ini, emas telah melonjak lebih dari 20%, didorong oleh ekspektasi bahwa Fed semakin dekat dengan titik balik kebijakan moneternya. Suku bunga yang lebih rendah di AS, yang cenderung melemahkan dolar dan imbal hasil Treasury, membuat emas semakin menarik sebagai aset safe haven. Selain itu, permintaan emas juga didorong oleh arus masuk ke dana yang diperdagangkan di bursa, serta meningkatnya risiko geopolitik dan ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS pada November mendatang.
Pada pukul 08:46 WIB, harga emas spot berada di $2.514,32 per ons di Singapura, setelah mencapai puncaknya di $2.531,75 minggu lalu. Indeks Bloomberg Dollar Spot terlihat stabil, menyusul kenaikan 0,3% pada hari Senin. Sementara itu, harga perak, platinum, dan paladium sedikit berubah.