Harga emas stabil setelah mengalami penurunan mingguan yang moderat, menyusul data terbaru yang menunjukkan ketahanan perekonomian Amerika Serikat. Data ini mengurangi kemungkinan bahwa Federal Reserve akan melakukan lebih dari satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini.
Selama minggu lalu, harga logam mulia turun sebesar 0,5%. Hal ini terjadi setelah pejabat Fed mengindikasikan bahwa mereka hanya akan menurunkan suku bunga satu kali tahun ini, berbeda dengan perkiraan penurunan sebanyak tiga kali yang diproyeksikan pada bulan Maret. Data yang dirilis pada hari Jumat lalu menunjukkan bahwa aktivitas jasa di AS meningkat pada awal bulan ini dengan laju tercepat dalam lebih dari dua tahun. Kondisi ini menyoroti tantangan bagi bank sentral dalam upaya mereka untuk mendinginkan perekonomian dan mengembalikan inflasi ke target 2%.
Meskipun mengalami penurunan, emas batangan mencapai rekor tertingginya bulan lalu dan tetap mencatat kenaikan sebesar 12% sepanjang tahun ini. Kenaikan ini didukung oleh spekulasi bahwa The Fed akan mengurangi suku bunga, yang pada gilirannya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset yang tidak membayar bunga. Selain itu, ketegangan geopolitik di Ukraina dan Timur Tengah, serta peningkatan pembelian emas oleh bank sentral dan konsumen Tiongkok, turut mendukung kenaikan harga logam mulia ini.
Menjelang akhir pekan ini, para pedagang akan memantau data inflasi pilihan Fed untuk mencari indikasi apakah tekanan biaya akan berkurang. Data ini sangat penting untuk memperkirakan langkah-langkah kebijakan moneter selanjutnya.
Pada pasar spot, harga emas melemah 0,2% menjadi $2,318.20 per ounce pada pukul 8:27 pagi waktu Singapura. Sementara itu, Indeks Bloomberg Dollar Spot tercatat datar. Harga perak dan platinum juga mengalami penurunan, sedangkan harga paladium relatif tidak berubah.
Sumber: Bloomberg