Analisis Minyak Naik di Tengah Sinyal Redanya AS–Tiongkok - Data Pasar 2025-10-14

Minyak Naik di Tengah Sinyal Redanya AS–Tiongkok

Harga Minyak naik pada hari Senin (13/10) setelah adanya kepastian bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada akhir Oktober. Kepastian tersebut meredakan kembali ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersbut, yang sebelumnya telah mendorong harga Minyak mentah ke level terendah dalam lima bulan pada hari Jumat.
Kontrak berjangka Brent ditutup naik 59 sen, atau 0,9%, menjadi $63,32 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS juga menguat 59 sen, atau 1%, menjadi $59,49 per barel. Kedua acuan tersebut sempat turun sekitar 4% pada hari Jumat dan menyentuh level terendah sejak Mei, setelah Trump mengancam akan membatalkan pertemuan dengan Xi dan memberlakukan Tarif baru yang lebih tinggi terhadap impor dari Tiongkok.
Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada hari Senin bahwa pertemuan antara kedua pemimpin tersebut tetap sesuai jadwal dan akan digelar di Korea Selatan pada akhir Oktober, serta menambahkan bahwa komunikasi intensif telah berlangsung antara kedua pihak selama akhir pekan. “Kami telah secara substansial menurunkan eskalasi,” ujar Bessent dalam wawancara dengan Fox Business Network.
Analis DBS Suvro Sarkar menilai aksi jual di Pasar kini mulai mereda karena Washington dan Beijing menunjukkan kesediaan untuk bernegosiasi. “Prospek jangka pendek akan bergantung pada hasil akhir dari pembicaraan dagang,” tambahnya.
Harga Minyak sebelumnya sempat jatuh pada Maret dan April di puncak ketegangan perdagangan antara kedua negara. “Setiap pengurangan dalam perdagangan internasional hanya akan bersifat bearish bagi Minyak,” tulis analis energi PVM dalam catatan kepada klien.
Dari sisi permintaan, data bea cukai menunjukkan impor Minyak mentah Tiongkok pada September naik 3,9% dibanding tahun sebelumnya menjadi 11,5 juta barel per hari. Sementara itu, OPEC mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan Minyak global yang relatif tinggi untuk tahun ini dan tahun depan.
Dalam laporan bulanan yang dirilis Senin, OPEC memperkirakan defisit pasokan Minyak global akan lebih kecil pada 2026 karena kelompok OPEC+ memperluas peningkatan produksinya.
Sementara itu, prospek perdamaian di Timur Tengah membatasi kenaikan harga Minyak. Kelompok militan Palestina Hamas dilaporkan membebaskan 20 sandera Israel terakhir pada hari Senin di bawah kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat.(yds)
Sumber: Reuters.com

Analisis Komprehensif Pasar Minyak

Pasar Minyak dunia mengalami dinamika yang kompleks dipengaruhi faktor supply-demand, geopolitik, dan kebijakan energi global.

Faktor Penentu Harga Minyak

  • Kebijakan OPEC+: Kuota produksi dari kartel Minyak mempengaruhi supply global.
  • Data Inventori AS: Laporan mingguan EIA menjadi indikator penting demand.
  • Tensi Timur Tengah: Stabilitas kawasan produsen Minyak utama.
  • Permintaan Global: Pemulihan ekonomi pasca-pandemic mempengaruhi konsumsi.

Panduan Analisis Pasar Keuangan

Untuk sukses dalam trading dan Strategi Investasi, penting untuk memahami berbagai alat analisis yang tersedia:

Analisis Fundamental

Analisis fundamental melibatkan studi mendalam tentang kondisi ekonomi, kebijakan moneter, dan faktor makro yang mempengaruhi Pasar. Tools seperti kalender ekonomi dan laporan fundamental menjadi kunci.

analisis teknikal

Analisis teknikal menggunakan data harga historis dan volume untuk memprediksi pergerakan masa depan. Indikator seperti moving average, RSI, dan MACD sering digunakan oleh trader.

Manajemen Risiko

Implementasi manajemen risiko yang tepat, termasuk position sizing dan stop-loss, sangat penting untuk keberlanjutan trading dalam jangka panjang.

By IT EF