Harga Minyak dunia bersiap mencatat penurunan mingguan terbesar sejak akhir Juni, menjelang pertemuan penting OPEC+ pada hari Minggu. Pertemuan ini diperkirakan akan membahas penambahan pasokan Minyak yang sebelumnya ditahan, memicu kekhawatiran akan kelebihan pasokan global. Meskipun harga Minyak Brent sempat naik mendekati $65 per barel pada hari Jumat, nilainya masih turun sekitar 8% sepanjang minggu. Sementara itu, Minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di kisaran $61 per barel.
Analis memperkirakan bahwa OPEC+ dapat mempercepat peningkatan produksi untuk bulan November, sebagai bagian dari upaya merebut kembali pangsa Pasar global. Tanda-tanda awal kelebihan pasokan sudah mulai terlihat, terutama di wilayah Timur Tengah. Badan Energi Internasional (IEA) bahkan memperkirakan bahwa surplus Minyak global bisa mencapai rekor tertinggi tahun depan akibat kembalinya pasokan dari OPEC+. Beberapa bank besar di Wall Street bahkan memperkirakan harga Brent bisa turun ke kisaran $50 per barel.
Meski begitu, sejumlah pelaku Pasar percaya bahwa potensi peningkatan produksi OPEC+ sudah diantisipasi Pasar sejak awal pekan. Menurut Chris Weston dari Pepperstone Group di Melbourne, banyak investor yang mulai membeli kembali dan mengambil posisi beli (net-long). Berdasarkan survei Bloomberg, OPEC telah menaikkan produksi sebesar 400.000 barel per hari pada bulan September, dengan Arab Saudi menyesuaikan pasokan tepat sesuai kuota yang telah disepakati. JPMorgan juga mencatat bahwa September mungkin menjadi titik balik, di mana Pasar Minyak kini bergerak menuju surplus yang besar.(ads)
Source:Newsmaker.id
