Harga Emas melemah tipis setelah reli tiga hari, menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump mengenai kesepakatan dagang dengan Jepang. Trump menyatakan akan mengenakan Tarif 15% untuk barang-barang dari Jepang, namun kesepakatan ini juga mencakup rencana investasi sebesar $550 miliar dari Jepang ke AS. Berita ini mengurangi sebagian kekhawatiran Pasar atas perang Tarif AS, sehingga permintaan terhadap aset safe haven seperti Emas sedikit berkurang.
Harga Emas spot turun sebanyak 0,3% menjadi sekitar $3.422 per ons pada Rabu pagi di Asia, setelah mencatat kenaikan sekitar 2,5% minggu ini. Meskipun harga saat ini masih sekitar $80 di bawah rekor tertingginya di atas $3.500 per ons pada bulan April, Emas tetap menunjukkan performa kuat sepanjang tahun ini — naik sekitar sepertiga — didorong oleh ketidakpastian global seperti konflik Ukraina dan Timur Tengah serta ketegangan perdagangan.
Sementara itu, perhatian Pasar kini tertuju pada perkembangan pembicaraan dagang AS-Tiongkok. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan akan bertemu kembali dengan mitranya dari Tiongkok di Stockholm minggu depan untuk melanjutkan perundingan. Tujuan utama pertemuan ini adalah memperpanjang gencatan senjata Tarif dan memperluas ruang diskusi. Investor masih menantikan kejelasan apakah kesepakatan bisa dicapai sebelum tenggat waktu Tarif 1 Agustus.
Dari sisi kebijakan moneter, pelaku Pasar juga memantau sinyal dari The Fed menjelang pertemuan FOMC minggu depan. Meskipun Ketua The Fed Jerome Powell terus mendapat tekanan dari Trump untuk menurunkan suku bunga, Menteri Keuangan Bessent menyatakan dukungannya terhadap Powell. Komentar tersebut sempat menurunkan imbal hasil Obligasi AS pada Selasa, yang biasanya menjadi sentimen positif bagi Emas karena logam mulia tidak memberikan imbal hasil. (ayu)
Sumber: newsmaker.id
