Harga Minyak naik pasca Presiden AS Donald Trump mengancam akan menghukum negara-negara yang membeli Minyak mentah Venezuela, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan ketatnya pasokan dalam jangka pendek.
Harga Minyak mentah West Texas Intermediate naik 1,2% dan ditutup di atas $69 per barel untuk pertama kalinya sejak Februari. WTI naik sebanyak 1,5% di awal sesi setelah Trump mengatakan pada hari Senin bahwa ia akan mengenakan tarif sebesar 25% kepada negara mana pun yang membeli Minyak dan gas alam dari Venezuela, dengan alasan migrasi dan geng kriminal di AS.
Sementara pemungutan pajak tersebut akan berdampak pada ekonomi utama dari Tiongkok dan India hingga Eropa Barat dan dapat mempersulit bisnis bagi penyuling Minyak di Pantai Teluk AS yang bergantung pada Minyak mentah berat Venezuela untuk memasok jalur produksi.
Harga untuk jenis Minyak berat menguat dalam beberapa hari terakhir di tengah rekor persediaan yang rendah karena produsen Minyak pasir Kanada memasuki musim pemeliharaan dan mengurangi sebagian produksi.
WTI turun dari level tertinggi sesi setelah Departemen Keuangan AS memperpanjang batas waktu Chevron Corp. untuk menghentikan operasi di negara Amerika Latin itu hingga 27 Mei. Venezuela memproduksi sekitar 875.000 barel per hari pada tahun 2024, menurut data OPEC, atau sekitar 0,9% dari total produksi Minyak global.
Sementara itu, menteri pertahanan Ukraina mengatakan pembicaraan dengan pejabat AS pada hari Minggu tentang mengakhiri invasi Rusia “membahas poin-poin penting termasuk energi,” karena Trump mendorong gencatan senjata. Delegasi dari AS dan Rusia juga mengadakan pembicaraan terpisah pada hari Senin.
WTI untuk pengiriman Mei naik 1,2% menjadi $69,11 per barel di New York. Brent untuk pengiriman Mei naik tipis 1,2% menjadi $73,00.(yds)
Sumber: Bloomberg

By IT EF