Ddolar bergerak sedikit di bawah level tertinggi dalam tiga minggu terhadap mata uang utama lainnya pada hari Senin (24/3) karena para pedagang dengan hati-hati menunggu kejelasan tentang putaran tarif berikutnya dari Presiden AS Donald Trump.
Euro naik tipis setelah tiga sesi penurunan berturut-turut, sementara yen melemah terhadap dolar AS, tertekan oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS.
Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang terhadap sekeranjang enam mata uang utama, datar di 104,03 pada pukul 00.49 GMT, setelah menyentuh 104,22 pada hari Jumat untuk pertama kalinya sejak 7 Maret. Minggu lalu, indeks naik 0,4%, minggu kemenangan pertamanya bulan ini.
Dolar telah berada di bawah tekanan selama sebagian besar tahun ini karena asumsi pasar bahwa Trump akan segera memberlakukan kebijakan pro-pertumbuhan berubah menjadi kekhawatiran bahwa kebijakan perdagangan presiden yang agresif dan tidak menentu dapat memicu resesi.
Putaran tarif berikutnya akan jatuh tempo pada tanggal 2 April, ketika Gedung Putih akan mengumumkan pungutan timbal balik di banyak negara.
Dolar menguat 0,3% menjadi 149,77 yen. Pasangan mata uang tersebut cenderung mengikuti perubahan imbal hasil obligasi, dan imbal hasil Treasury 10 tahun naik sebanyak 2,5 basis poin menjadi 4,2770% pada hari Senin.
Euro menguat 0,24% menjadi $1,0836, naik dari level terendah hampir tiga minggu pada hari Jumat di $1,0795.
Mata uang bersama tersebut telah menguat ke level tertinggi sejak awal Oktober di $1,0955 minggu lalu karena optimisme atas langkah Jerman untuk melonggarkan kendala fiskal guna meningkatkan belanja militer dan infrastruktur.
Namun, mata uang tersebut merosot kembali dalam beberapa hari terakhir menjelang ratifikasi perubahan yang sebenarnya, dengan majelis tinggi parlemen Jerman meloloskan RUU tentang apa yang disebut rem utang pada hari Jumat. Poundsterling naik 0,15% menjadi $1,2934.
Dolar Australia naik 0,29% menjadi $0,6291.
Mata uang kripto bitcoin naik sekitar 1% menjadi $85.965. (Arl)
Sumber : Reuters
