Sterling melemah menjelang keputusan suku bunga kebijakan Bank of England, sementara mata uang antipodean berkinerja lebih buruk dibandingkan mata uang G10 setelah data ketenagakerjaan Australia bulan Februari meleset dari perkiraan.
GBP/USD turun 0,1% menjadi 1,2993
Bank of England kemungkinan akan bersikap kurang dovish pada hari Kamis (20/3) karena para pejabat mulai khawatir tentang dampak perang tarif Donald Trump dan inflasi domestik yang kembali terjadi
Pelaku pasar mungkin akan mengurangi harga untuk pemangkasan di bulan Mei jika BOE khawatir tentang pertumbuhan upah yang masih terlalu tinggi, tulis Joseph Capurso, kepala ekonomi internasional di Commonwealth Bank of Australia, dalam sebuah catatan
Pengurangan tersebut akan sedikit meningkatkan GBP/USD, tulisnya
AUD/USD turun 0,4% menjadi 0,6335. Ketenagakerjaan Australia secara mengejutkan turun pada bulan Februari, menyebabkan mata uang dan imbal hasil obligasi pemerintah turun karena para pedagang meningkatkan taruhan pada pemotongan suku bunga lebih lanjut tahun ini
NZD/USD turun 0,5% menjadi 0,5785; NZD terseret turun oleh AUD pada arus terkait silang.
Ekonomi Selandia Baru keluar dari resesi pada akhir tahun 2024, membukukan pertumbuhan yang lebih kuat dari yang diharapkan pada kuartal keempat.
Indeks Bloomberg Dollar Spot sedikit berubah.
Presiden AS Donald Trump mengatakan Federal Reserve harus memangkas suku bunga, berselisih dengan bank sentral AS karena para pejabat mempertimbangkan biaya ekonomi dari dorongan tarifnya.
USD/JPY turun 0,2% menjadi 148,44. “Ada beberapa kekhawatiran risiko penularan EM setelah lira Turki dan peso Kolombia mengalami aksi jual tajam pada satu titik kemarin,” kata Christopher Wong, seorang ahli strategi di Oversea-Chinese Banking Corp. “Likuiditas pasar yang sedikit lebih tipis karena penutupan di dalam negeri juga merupakan faktor lain yang mungkin memperburuk pergerakan yen”.
Catatan: Pasar Jepang ditutup pada Hari Vernal Equinox.
EUR/USD turun 0,1% menjadi 1,0893. (Arl)
Sumber : Bloomberg
