Harga Perak (XAG/USD) memperpanjang kenaikannya hingga sekitar $33,90, level tertinggi sejak 30 Oktober 2024, selama jam perdagangan Asia pada hari Selasa (18/3), didukung oleh Dolar AS (USD) yang lebih lemah. Meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, ketidakpastian ekonomi, dan meningkatnya permintaan industri memberikan beberapa dukungan bagi logam putih tersebut.
Meningkatnya ketakutan akan resesi di Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian yang terus-menerus atas hubungan perdagangan membebani sentimen investor, meningkatkan aset safe haven seperti Perak. Senin malam, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia akan mengenakan tarif timbal balik yang luas dan tarif khusus sektor tambahan pada tanggal 2 April. Trump telah mengenakan tarif sebesar 20% di Tiongkok dan pungutan sebesar 25% untuk baja dan aluminium. Ia juga mengumumkan tarif sebesar 25% untuk barang-barang Kanada dan Meksiko.
Selain itu, meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah turut mendorong kenaikan harga Perak. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Selasa bahwa Israel melanjutkan operasi militer terhadap Hamas di seluruh Jalur Gaza, seraya menambahkan bahwa negara itu akan bertindak melawan kelompok militan itu dengan meningkatkan kekuatan militer.
Defisit pasokan dan meningkatnya permintaan industri menciptakan dorongan kuat bagi logam putih tersebut. Menurut perusahaan investasi global WisdomTree, investor memiliki sebagian besar logam tersebut dan mengharapkan harga yang lebih tinggi untuk mendorong penjualan. Permintaan industri terhadap Perak telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa, karena penggunaannya dalam aplikasi fotovoltaik, teknologi 5G, dan elektronik otomotif.
Keputusan suku bunga Federal Reserve (Fed) akan diawasi secara ketat pada hari Rabu. Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah dalam kisaran 4,25% hingga 4,50% pada pertemuan bulan Maret. Fokus utama akan tertuju pada arahan kebijakan Fed. Setiap pernyataan agresif dari pejabat Fed dapat mengangkat Greenback dan melemahkan harga komoditas berdenominasi USD dalam waktu dekat. (Arl)
Sumber: Fxstreet