Harga Emas naik 1% pada hari Selasa (11/3) di tengah melemahnya dolar dan kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat perang tarif, sementara investor menanti data inflasi yang dapat menjelaskan arah suku bunga AS di masa mendatang.
Harga Emas spot menguat 1% pada $2.919,29 per ons pada pukul 11:09 ET (1509 GMT). Harga Emas berjangka AS naik 0,9% pada $2.926,30.
Indeks dolar AS mencapai level terendah sejak awal November. Dolar yang melemah membuat Emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
Emas kemungkinan akan tetap didukung di tengah ketidakpastian pasar yang sedang berlangsung, yang meningkatkan permintaan untuk aset safe haven. Namun, setiap perkembangan positif dalam negosiasi Rusia-Ukraina dapat mengurangi premi risiko,” kata Zain Vawda, analis pasar di MarketPulse by OANDA.
Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap mitra dagang utama telah menyebabkan volatilitas yang signifikan di pasar global dan meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi.
Emas batangan dianggap sebagai asset lindung nilai terhadap ketidakpastian dan cenderung berkembang pesat dalam lingkungan bunga rendah karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Perhatian pasar akan tertuju pada Indeks Harga Konsumen AS hari Rabu dan Indeks Harga Produsen hari Kamis. Menurut jajak pendapat Reuters, CPI bulan Februari diperkirakan naik 0,3%.
Para pedagang saat ini mengharapkan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga pada bulan Juni.
“Harga Emas sudah diperdagangkan pada level yang sangat tinggi karena kenaikan tajam sejak awal tahun, yang membatasi potensi kenaikan,” kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Perak spot naik 2,2% menjadi $32,82 per ons. Platinum naik 1,9% menjadi $975,95 dan paladium naik 0,2% menjadi $944,25. (Arl)
Sumber : Reuters

By IT EF