Harga Perak (XAG/USD) turun selama tiga hari perdagangan berturut-turut dan turun mendekati $32,00 pada jam perdagangan Eropa pada hari Selasa (25/2). Logam putih tersebut melemah meskipun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengonfirmasi bahwa rencananya untuk mengenakan tarif 25% pada Kanada dan Meksiko pada tanggal 4 Maret, yang ditunda selama sebulan, tetap berjalan.
“Tarif akan diberlakukan tepat waktu dan sesuai jadwal,” kata Trump dalam konferensi pers pada hari Senin.
Presiden Trump menunda rencana tarifnya setelah rekan-rekannya di Amerika Utara menyetujui penegakan hukum pidana di perbatasan untuk membatasi aliran fentanil dan imigran ilegal. Tarif oleh AS pada rekan-rekannya diperkirakan akan meningkatkan risiko politik dan membebani prospek ekonomi global. Skenario seperti itu tetap menguntungkan bagi logam mulia, seperti Perak.
Sementara itu, stabilitas Dolar AS (USD) setelah pemulihan dari level terendah baru dalam 11 minggu telah membebani harga Perak sampai batas tertentu. Dolar AS rebound karena investor mencerna data singkat PMI Global S&P AS yang lemah untuk bulan Februari, yang dirilis pada hari Jumat. Laporan PMI menunjukkan bahwa PMI Jasa, yang mengukur aktivitas di sektor jasa, berkontraksi untuk pertama kalinya setelah berkembang selama 25 bulan berturut-turut.
Ke depannya, investor akan fokus pada pembicaraan damai Rusia-AS untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang telah memasuki tahun keempat. Ketegangan geopolitik meningkatkan permintaan safe haven untuk harga Perak.
Pada hari Senin, Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu Donald Trump untuk menghindari kesepakatan gencatan senjata cepat dan membahas jaminan militer untuk Ukraina, Reuters melaporkan.(ads)
Sumber: FXStreet

By IT EF