Emas bertahan di dekat rekor setelah melonjaknya kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung oleh logam mulia.
Harga Emas batangan diperdagangkan sekitar $2.940 per ons pada hari Senin (24/2), hanya sedikit di bawah puncak baru yang dicapai pada hari Kamis. Harga telah naik selama delapan minggu terakhir, rekor terpanjang sejak 2020. ETF yang didukung Emas mengalami arus masuk bersih terbesar sejak 2022 minggu lalu.
Kekhawatiran yang meningkat atas perdagangan yang mengganggu dan agenda geopolitik Presiden AS Donald Trump mendorong permintaan Emas sebagai aset safe haven. Goldman Sachs Group Inc. minggu lalu menaikkan target akhir tahun untuk logam tersebut menjadi $3.100, dengan mengatakan bahwa pembelian bank sentral akan menjadi pendorong utama, serta memperluas ETF.
Dolar AS turun pada hari Senin pagi, sebelum memangkas kerugian, setelah laporan pada hari Jumat menunjukkan aktivitas bisnis AS melambat dan kepercayaan konsumen memudar, sementara ekspektasi inflasi melonjak. Pasar swap memperkirakan lebih banyak pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini, dengan para pedagang mengharapkan pengurangan pertama untuk tahun 2025 pada bulan Juli, bukan September. Dolar yang lebih lemah dan biaya pinjaman yang lebih rendah biasanya menguntungkan Emas.
Data minggu ini mencakup metrik inflasi pilihan Federal Reserve pada hari Jumat, yang diperkirakan akan mendingin ke laju paling lambat sejak Juni. Namun, kemajuan yang lambat dalam menjinakkan tekanan harga secara keseluruhan akan membuat para pembuat kebijakan berhati-hati dalam menurunkan suku bunga lebih lanjut.
Emas spot sedikit berubah pada $2.936,21 per ons pada pukul 10:51 pagi di London. Indeks Spot Dolar Bloomberg turun sedikit berubah, setelah tiga minggu kerugian. Perak naik, sementara platinum dan paladium turun.(Ads)
Sumber: Bloomberg

By IT EF