Harga Minyak turun 2% pada hari Jumat (21/2) tetapi masih berada di jalur kenaikan mingguan akibat gangguan pasokan di Rusia sementara ketidakpastian atas potensi kesepakatan damai di Ukraina masih membayangi.
Harga Minyak berjangka Brent turun $1,42, atau 1,9%, menjadi $75,06 per barel pada pukul 10:48 ET (1548 GMT), sementara Minyak mentah West Texas Intermediate AS turun $1,46, atau 2%, menjadi $71,02.
Kedua patokan tersebut diperkirakan akan naik 0,4% minggu ini. Brent akan menandai kenaikan minggu kedua setelah tiga minggu penurunan. WTI diperkirakan akan naik minggu pertama setelah empat minggu penurunan mingguan.
Para investor telah mengambil sikap yang relatif netral namun gugup terhadap harga Minyak mentah, kata Ole Hansen di Saxo Bank, dengan Brent diperdagangkan mendekati tengah kisaran yang diharapkan untuk tahun ini, antara $65 dan $85 per barel.
Fokus para pedagang juga tertuju pada gangguan pasokan Minyak.
Rusia mengatakan aliran Minyak Caspian Pipeline Consortium, rute utama untuk ekspor Minyak mentah dari Kazakhstan, berkurang 30-40% pada hari Selasa setelah serangan pesawat drone Ukraina di sebuah stasiun pemompaan.
Namun, aliran Minyak dari ladang Minyak Tengiz Kazakhstan melalui CPC tidak terganggu, kantor berita Rusia Interfax melaporkan pada hari Jumat, mengutip Tengizchevroil.
Kazakhstan telah memompa volume Minyak tertinggi yang pernah tercatat meskipun terjadi kerusakan pada rute ekspor CPC melalui Rusia, sumber-sumber industri mengatakan pada hari Kamis. Tidak segera jelas bagaimana Kazakhstan mampu memompa volume yang tercatat.
Serangan pesawat drone Ukraina membantu mendukung harga Minyak mentah minggu ini, kata Alex Hodes, analis di StoneX dalam sebuah catatan pada hari Jumat, juga menunjuk pada ekspektasi analis bahwa OPEC+ akan menunda pemangkasan produksinya sekali lagi, mengingat harga Minyak mentah tetap di bawah $80/bbl sebagai penopang pasar.
Di tempat lain, hubungan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden AS Donald Trump memburuk minggu ini setelah Zelenskiy mengkritik langkah AS dan Rusia untuk merundingkan kesepakatan damai tanpa keterlibatan Kyiv. Keretakan itu diperlebar oleh komentar Trump yang menyalahkan Ukraina karena memulai konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Trump mengecam Zelenskiy sebagai “seorang diktator tanpa pemilu” pada hari Rabu setelah Zelenskiy mengatakan Trump terjebak dalam gelembung disinformasi Rusia, sebuah tanggapan terhadap presiden AS yang menyatakan Ukraina telah memulai perang. (Arl)
Sumber : Reuters