Harga Perak turun tipis ke $32,7 per ons pada hari Rabu (19/2), turun dari level tertinggi sejak 30 Oktober, karena investor mempertimbangkan risalah FOMC terbaru sementara ketidakpastian perdagangan global mempertahankan permintaan safe haven untuk logam mulia.
Risalah rapat Federal Reserve bulan Januari mengisyaratkan bahwa para pejabat ingin melihat kemajuan lebih lanjut pada inflasi sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga, yang mendorong kehati-hatian pasar. Menambah kekhawatiran, Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif 25% pada impor mobil, bersama dengan bea serupa pada semikonduktor dan farmasi, yang memicu kekhawatiran akan meningkatnya perang dagang.
Sementara itu, investor memantau upaya diplomatik yang dipimpin AS untuk menyelesaikan perang di Ukraina, yang dapat meredam permintaan safe haven untuk Perak. Perak mencapai level tertinggi tiga bulan minggu lalu, didorong oleh permintaan industri yang kuat dari elektrifikasi dan manufaktur. Penambahan 357 gigawatt tenaga surya dan angin oleh Tiongkok pada tahun 2024 menyoroti peran penting Perak dalam energi terbarukan. (Arl)
Sumber : Trading Economics